gaulku gaulmu

Senin, 18 Januari 2016

essay-HikingTaddaburAlam

Pada hakekatnya, hiking adalah berjalan kaki di alam terbuka yang dapat dilakukan oleh siapa saja. Baik anak-anak, remaja, dewasa, ataupun orang tua. Hiking juga dapat dilakukan oleh perorangan ataupun kelompok. Sebenarnya perkataan hiking sendiri berasal dari kata kerja dalam bahasa inggris, yakni to hike, yang berarti berjalan kaki atau berbaris jauh untuk tujuan kesenangan atau latihan (gerak badan). Memang arti dari to hike sendiri sangatlah luas.
Namun kita mengambil pengertian tidak berhenti sampai di situ. Jika kita hanya mengambil arti hiking dari kata kerja to hike, maka akan banyak sekali cabang dari olah raga dan kegiatan fisik lain yang mencakup arti dari kata to hike tersebut. Misalkan seorang pekerja yang tidak memiliki kendaraan dan harus pulang pergi dengan berjalan kaki, seorang yang mempunyai kegiatan setiap paginya olahraga berjalan-jalan 1 sampai 3 kilo meter, ataupun misal seorang penjual cilok yang harus berjalan menjajakan dagangannya setiap hari dengan jarak yang amat jauh. Tetapi pada kenyataannya menunjukkan bahwa hiking adalah suatu perjalanan kaki yang mengandung unsur permainan, petualangan dan romantika kehidupan, bukan hanya sekedar berjalan kaki atau berbaris jauh seperti asal arti kata dasarnya.
Pada zaman sekarang malah arti hiking bukanlah lagi perjalanan menggunakan kaki saja. Ada pengertian ganjil masuk bahwasannya hiking bukanlah sekedar perjalanan kaki, karena arti berjalan jauh menggunakan kaki kini tidak dapat dipertahankan lagi. Mengapa demikian?. Karena kini seorang heker atau orang yang berhiking bolehlah menggunakan fasilitas yang dapat membantu perjalanannya. Misal, sepeda, kuda, perahu, atau bahkan seorang heker bisa menumpang kendaraan kepada orang lain secara beranting. Sehingga arti kata hiking lebih tepat disebut perjalanan penjelajahan dan bukan perjalanan kaki atau berbaris menempuh jarak yang jauh seperti arti kata semula.
            Misalnya di Madrasah Aliyah Sunan Pandanaran, kegiatan hiking selalu dilaksanakan setiap awal tahun. Kegiatan biasa di lakukan dalam satu hari dari jam tujuh pagi hingga jam empat sore. Jika dijelaskan rincian kegiatan yang dilaksanakan amatlah panjang. Dan tentu lagi-lagi arti kata to hike, tak memenuhi dan tak lagi bisa digunakan sebagai pedoman arti kata hiking pada masa sekarang, utamanya di Madrasah Aliyah Sunan Pandanaran. Di dalam acara hiking ini, pertama kali adalah anak-anak diantar menuju lokasi menggunakan bus atau biasanya menggunakan truk. Setelah semua anak-anak dibawa ke lokasi, dimulailah perjalanan yang amat melelahkan tersebut. Semua anak wajib berjalan belasan kilo meter untuk sampai pada puncaknya. Yang dimaksud puncak di sini bukanlah puncak selayaknya puncak gunung, namun yang dimaksud ialah puncak dari acara yang akan dilaksanakan di suatu tempat yang telah ditentukan. Memang biasanya arena cenderung naik, sehingga tenaga yang dibutuhkan anak-anak memang lebih. Mereka dibagi menjadi berpuluh-puluh kelompok. Dari kelas satu yang masih belum kenal hiking ala Madrasah Aliyah Sunan Pandanaran, hingga mereka anak-anak kelas tiga Aliyah yang sudah amat hafal dengan rutinitas tersebut dan bahkan akan mengakhirinya pada tahun ini juga. Sehingga rasa kebersamaan benar-benar terwujud di dalamnya, karena mereka harus mempersiapkan yel-yel dan segala macamnya secara bersama-sama.
Berbicara mengenai kebersamaan membuat penulis ingat akan sebuah ayat Al-Qur’an tentang kebersamaan. Ayat tersebut ada pada Q.S.Ali Imran ayat 103. Yang artinya “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah SWT, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah SWT kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah SWT mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah SWT orang-orang yang bersaudara, dan kamu telah berada di depan tepi jurang menuju neraka, lalu Allah SWT menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah SWT menerangkan ayat-ayatnya padamu, agar kamu mendapat petunjuk”. (Q.S ‘Ali Imran: 103).
Tafsir dari ayat di atas sendiri penulis dapatkan dari melihat di internet dikarenakan penulis masih belum menemukan buku tafsir yang cocok. Inti dari tafsirannya tak lain bahwasannya Allah SWT dahulu telah melihat betapa susah hidup kita di zaman jahiliyah, dan oleh karena itu Allah SWT mendamaikan kita para hambanya dari ketidaksenangan dan kesenjangan tersebut sehingga kini kita  semua saling melengkapi dan hidup berdampingan bersama. Oleh karena itu, kita harus saling menjaga tali persaudaraan tersebut dengan benar. Karena memang sangat diperlukannya sebuah kebersamaan, Allah SWT menjelaskan lagi dalam firmannya Al-Qur’an surat Al-An’am ayat 153, yang isinya:
و ان هذا صراطي مستقيما فاتبعوه ولا تتبعوا السبل فتفرق بكم عن سبيله ذلكم وصاكم به لعلكم تتقون     
            Dalam hiking ini, meskipun tidak melewati atau mendaki gunung, kita masih dapat menyaksikan kemegahan dan keindahan dari gunung tersebut. Sesuai sekali dengan pendapat Valentyno Kairupan tentang keindahan dari gunung. Dan Ia menuangkan pernyataannya pada sebuah puisi yang berjudul “Keindahan Gunung”. Tidak hanya berbicara tentang gunung, masih banyak keindahan alam yang lainnya. Terutama di negri kita yang tercinta ini. Banyak sekali pesona alam yang masih terawat. Terutama di bumi Indonesia bagian timur. Di Papua dan sekitarnya, masih banyak sekali tersimpan pesona alam. Mulai dari pegunungan, gunung-gunung, laut, sungai-sungai besar dan panorama alam menakjubkan lainnya. Sebagai rasa bersyukur dan kebanggaannya terhadap tanah Indonesia dan negeri Indonesia, Ronny Maharianto menuangkannya ke dalam sebuah puisi dengan judulnya “Indahnya Alam Negeri Ini”. Puisi tersebut benar-benar menggambarkan tentang keindahan negeri Indonesia. Dan juga anjuran agar kita menjaganya dengan baik. Isi puisi tersebut adalah sebagai berikut.

TAMAN DI TENGAH PULAU KARANG
Karya: Taufik Ismail
1963
Di tengah Manhattan menjelang musim gugur
Dalam kepungan rimba baja, pucuknya dalam awan
Engkau terlalu bersendiri dengan danau kecilmu 
Dan perlahan melepas hijau daunan 
Bebangku panjang dan hitam, lusuh dan retak
Seorang lelaki tua duduk menyebar 
Remah roti. Sementara itu berkelepak
Burung-burung merpati 
Di lingir Manhattan bergelegar pengorek karang 
Merpati pun kaget beterbangan 
Suara mekanik dan racun rimba baja 
Menjajarkan pohon-pohon duka 
Musim panas terengah melepas napas 
Pepohonan meratapinya dengan geletar ranting 
Orang tua itu berkemas dan tersaruk pergi 
Badai pun memutar daunan dalam kerucut 
Makin meninggi.

Di dalam perjalanan yang amat panjang dan melelahkan itu, mereka juga melewati banyak permainan di dalamnya. Antara lain merayap di tanah, berjalan melewati air-air, dan masih banyak lagi permainan yang lain. Sekitar jam dua belas siang, mereka mendapat sebungkus nasi sayur dan minuman mineral. Dilanjutkn mandi dan shalat dzuhur. Setelah semua selesai, mereka berkumpul di lapangan untuk melaksanakan acara pentas seni, yakni di dalamnya terdapat tarian-tarian, drama, nyanyi, dn masih banyak lagi karya yang mereka tampilkan. Acara ini merupakan penghujung acara dan disebut sebagai acara penggembira bagi anak-anak. Karena dalam acara ini mereka dapat bersenang-senang dan menyalurkan bakatnya. Kekereativan mereka benar-benar tersalurkan. Sekitar dua jam acara pentas seninya berakhir. Jam empat mereka mulai masuk bus dan diantar pilang ke pondok. Sampainya di pondok mereka diperkenankan mandi dan shalat ashar kemudian melaksanakan kegiatan seperti biasanya kembali. Jadi, arti kata to hike di atas, benar-benar sudah tidak sesuai dengan pelaksanaan hiking jaman sekarang. Banyaknya anggota dan padatnya jalanan yang akan dilalui menghambat pelaksanaan hiking dengan cara benar-benar berjalan kaki dari tempat semula. Sehingga, hiking di sini penulis artikan sebagai perjalanan jauh, entah berjalan kaki atau menggunakan kendaraan dengan tujuan mensyukuri nikmat Tuhan dan menjaga serta melatih kebugaran tubuh. Yang jelas artinya tak lagi hanya sekedar berjalan jauh menggunakan kaki.
Kata tadabbur yang penulis temukan dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) ialah berarti merenungkan. Apabila dijekaskan akan melebar sampai makna mensyukuri nikmat-nikmat dari Allah SWT. Dalam pembahasan ini, penulis lebih mengartikan tadabbur dengan arti mensyukuri dan menikmati nikmat-nikmat yang kita terima dari Allah SWT, baik untuk kita sendiri ataupun nikmat alam yang dapat kita lihat ataupun kita rasakan. Nikmat di sini tidak berhenti tentang nikmat alam saja. Kita dapat bernafas dengan mudah dan lancar juga merupakan nikmat dari Allah SWT untuk kita. Bahkan itu adalah nikmat yang paling berharga, dan anehnya, nikmat yang paling berharga itulah yang jarang kita syukuri. Memang jika kita tidak terlalu memikirkan urusan bernafas, kita tidak akan sadar bahwa bisa bernafaspun adalah nikmat Allah SWT yang tanpanya kita tidak akan bisa hidup. Bayangkan saja jika O2 (Oksigen) yang biasanya kita hirup tak lagi ada atau tercampur, dan atau diganti dengan CO2 (karbon dioksida) ataupun gas-gas lain yang tidak seharusnya masuk ke hidung kita. Pasti akan sangat berbahaya dan menimbulkan penyakit. Seperti halnya peristiwa tahun lalu yang terjadi di Riau dan sekitarnya akibat kebakaran hutan yang mengakibatkan kabut asap.
Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan kembali menyelimuti wilayah Riau, khususnya Pekanbaru. Aroma menyengat hasil pembakaran hutan dan lahan gambut pun mulai mengganggu aktivitas warga. Dikemukakan oleh seorang dokter ahli bidangnya, bahwa udara yang bercampur asap tersebut apabila terlalu lama dihirup dapat mengakibatkan gangguan pernafasan, khususnya pada paru-paru, dan juga dapat mempengaruhi kerja otak. Terutama kelainanatau cacat otak pada bayi yang masih berada di dalam kandungan. Menurut BMKG kota Pekanbaru, kabut asap dapat menurunkan jarak pandang hingga terbatas antara 4000 hingga 5000 meter. Dikatakan oleh Siti Nurbaya Bakar, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan bahwa penyebab utama terjadinya kebakaran tersebut bukanlah faktor alam, namun tak lain adalah ulah tangan manusia sendiri. Manusia rakus yang menginginkan pembukaan lahan seluas-luasnya hingga mengabaikan akibat dari semua yang telah dilakukan. BNPB mencatat luas kebakaran lahan di Sumatera dan Kalimantan pun terus bertambah.
Hingga kini, bencana kabut asap yang melanda Riau belum bisa terselesaikan. Banyak faktor yang mempengaruhi sulitnya api untuk dipadamkan, antara lain karena wilayah yang terbakar sangat luas, kebakaran terjadi di lahan gambut, kekeringan membuat api sulit untuk dipadamkan, dan karena titik-titik api sulit dijangkau, selain itu fasilitas membatasi kita untuk bergerak. Sesungguhnya BNPB telah mengerahkan pesawatnya untuk memancing hujan, ribuan anggota TNI pun telah dikerahkan, kita juga telah mendapat banyak bantuan dari negara-negara tetengga, sekarang tinggal bagaimana yang di lapangan tetap aktif bergerak atau tidak. (Lihat: Koran Redaksi Antara).
Setelah kita mengetahui ada saudara kita yang nasibnya kurang baik dari kita, mereka tidak bisa bernafas dengan leluasa, tidak bisa memandang dengan leluasa, dan mereka harus menahan sakit yang luar biasa, barulah kita sadar bahwa udara yang tidak bisa kita lihat dan kita raba adalah substansi kecil yang amat kita butuhkan. Dari substansi itupun kita masih membaginya menjadi substansi-substansi yang lebih kecil lagi. Yakni terdapat oksigen, karbon dioksida, nitrogen dan masih banyak lagi. Dan yang paling kita butuhkan untuk bernafas adalah oksigen. Di sini penulis akan membahas pula mengenai oksigen.
            Oksigen ditemukan secara terpisah oleh Carl Wilhelm Scheele di Uppsala pada tahun 1773 dan Joseph Priestley di Wiltshire pada tahun 1774. Temuan Priestley lebih terkenal oleh karena publikasinya merupakan yang pertama kali dicetak. Istilah oxygen diciptakan oleh Antoine Lavoiser pada tahun 1777. Proses pembuatannya dilakukan dengan cara distilasi udara cair. Udara yang mengandung 21% oksigen dan 78% nitrogen didinginkan hingga suhu -200o C dengan tekanan tinggi sehingga udara mencair. Kemudian, udara cair tersebut secara berangsur-angsur dipanaskan. Pada suhu -183o C, oksigen cair akan menguap sehingga dapat dipisahkan dari gas lainnya. Oksigen sendiri ialah unsur atau senyawa kimia yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa dan juga tidak terbakar.  Tapi anehnya, senyawa ini berperan penting dalam pembakaran karena bersifat oksidator dan sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Bisa dibayangkan jika di dunia ini tidak ada oksigen, pastilah tak ada kehidupan seperti sekarang ini. Bahkan orang yang sesak nafas atau kekurangan oksigen pun tetap harus menghirup oksigen layaknya orang sehat biasanya. Dalam hal ini, oksigen juga sangat berguna untuk pengobatan. Dalam pengobatan, oksigen memiliki beberapa manfaat. Hal ini kadang-kadang ditawarkan untuk terapi pasien yang mengalami kesulitan bernafas. Oksigen juga digunakan dalam campuran anestesi, memastikan bahwa pasien mendapat pasokan yang konsisten dari gas saat tidak dalam kesadaran. Unsur ini juga berperan dalam pengelasan dan industri, yang dikombinasikan dengan zat seperti asetilen, misalnya untuk membuat obor las. Namun, perlu diketahui bahwa gas oksigen tidak akan pernah habis, karena gas oksigen juga selalu dihasilkan oleh tumbuhan dari proses fotosintesis. (Lihat: www.kliksma.com).
            Sebenarnya masih banyak lagi nikmat dari Allah SWT yang dianugerahkan untuk kita semua. Yang jelas tak hanya oksigen, namun penulis memberikan contoh oksigen karena oksigen adalah salah satu substansi nikmat Allah SWT yng sering dilupakan oleh sebagian kecil hingga sebagian besar manusia karena sifatnya yang tak nampak dan hanya bisa dirasakan. Padahal banyak sekali nikmat Allah SWT yang telah dilimpahkan kepada kita. Seperti nikmat kesehatan, nikmat material, nikmat jasmani dan rohani, dan juga nikmat mempunyai perasaan saling mengasihi. Rasa saling mengasihi juga termasuk nikmat. Karena jika kita tidak diberi nikmat untuk saling mengsihi, di dunia ini pasti akan penuh permusuhan bahkan hingga pembunuhan.
Padahal Al-Qur’an sudah jelas menjelaskan bahwa pertengkaran, permusuhan bahkan sampai pembunhan itu haram hukumnya untuk dilakukan. Tidak hanya Al-Qur’an, di Indonesia sendiri, permusuhan dan pembunuhan juga dilarang. Apabila ada yang bersalah maka akan dikenai snksi sesuai pasal yang berkenaan. Hukuman yang dijatuhkan pastilah sudah ada pertimbangannya. Namun, rasa sayng dn cinta pun dapat berujung pada permusuhan dan pembunuhan.. Misalnya kemarin pada tanggal 7 Januari 2016, dimuat di koran sindo, seorang pelajar SMA tega membunuh kekasihnya karena kekasihnya punya sekingkuhan. Kejadian ini terjadi hanya karena adanya rasa kecemburuan.
            Membahas mengenai hiking dan tadabbur alam, keduanya adalah saling berhubungan. Dalam acara hiking tersebut, banyak kegiatan yang berhubungan dengan alam. Selain kita memanfaatkan kekayaan alam kita untuk berrefreshing dalam acara hiking, kita juga telah mensyukuri nikmat Allah SWT yang berupa keindahan alam dan seisinya tersebut. Semuanya sangat bermanfaat bagi kehidupan kita. Dari nikmat alamnya saja kita sudah mendapat amat banyak manfaat. Apalagi dari nikmat yang lainnya. Sebenarnya tidak hanya hiking cara bagi kita untuk lebih mengenal alam dan mensyukuri kenikmatan di alam ini. Hiking hanyalah contoh bagian kecil bagi kita untuk mengetahui cara kita mensyukuri nikmat Allah SWT yang ada di alam. Karena dalam hiking kita mengetahui bagaimana rasanya berjalan jauh, bagaimana rasanya kekurangan air, kepanasan, arti persahabatan, arti kebersamaan dan yang paling penting, kita tahu apa siapa dan untuk apa semua nikmat Allah SWT yang ada di alam ini diciptakan. Padahal, kita sendiri yang sering merusaknya.
Oleh karena itu perlulah kita amat bersyukur atas semua karunia yang telah Allah SWT berikan. Dan seperti yang kita ketahui bahwa bersyukur dapat dilakukan dengan tiga cara, yakni bersyukur dengan hati, bersyukur dengan lisan, dan bersyukur dengan perbuatan. Bersyukur dengan hati yaitu dengan meyakini dan mengakui bahwa segala nikmat hakekatnya dari Allah SWT. Bersyukur dengan lisan yakni membicarakan kepada orang lain tentang nikmat Allah SWT sebagai bentuk rasa syukur dan pengakuannya. Sedangkan bersyukur dengan perbuatan yakni melakukannya sebagai rasa atau bentuk syukurnya kepada Allah SWT.
            Jadi, hubungan antara kegiatan hiking dan tadabbur alam atau mensyukuri nikmat Allah SWT sangatlah berhubungan dan itu merupakan cara mensyukuri nikmat yang ketiga, yakni dengan cara perbuatan. Menikmati alam dengan menjaga segala yang ada di alam.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar