Pada
hakekatnya, hiking adalah berjalan kaki di alam terbuka yang dapat dilakukan
oleh siapa saja. Baik anak-anak, remaja, dewasa, ataupun orang tua. Hiking juga
dapat dilakukan oleh perorangan ataupun kelompok. Sebenarnya perkataan hiking
sendiri berasal dari kata kerja dalam bahasa inggris, yakni to hike,
yang berarti berjalan kaki atau berbaris jauh untuk tujuan kesenangan atau
latihan (gerak badan). Memang arti dari to hike sendiri sangatlah luas.
Namun
kita mengambil pengertian tidak berhenti sampai di situ. Jika kita hanya
mengambil arti hiking dari kata kerja to hike, maka akan banyak sekali
cabang dari olah raga dan kegiatan fisik lain yang mencakup arti dari kata to
hike tersebut. Misalkan seorang pekerja yang tidak memiliki kendaraan dan
harus pulang pergi dengan berjalan kaki, seorang yang mempunyai kegiatan setiap
paginya olahraga berjalan-jalan 1 sampai 3 kilo meter, ataupun misal seorang
penjual cilok yang harus berjalan menjajakan dagangannya setiap hari dengan
jarak yang amat jauh. Tetapi pada kenyataannya menunjukkan bahwa hiking adalah
suatu perjalanan kaki yang mengandung unsur permainan, petualangan dan
romantika kehidupan, bukan hanya sekedar berjalan kaki atau berbaris jauh
seperti asal arti kata dasarnya.
Pada
zaman sekarang malah arti hiking bukanlah lagi perjalanan menggunakan kaki saja.
Ada pengertian ganjil masuk bahwasannya hiking bukanlah sekedar perjalanan
kaki, karena arti berjalan jauh menggunakan kaki kini tidak dapat dipertahankan
lagi. Mengapa demikian?. Karena kini seorang heker atau orang yang
berhiking bolehlah menggunakan fasilitas yang dapat membantu perjalanannya.
Misal, sepeda, kuda, perahu, atau bahkan seorang heker bisa menumpang
kendaraan kepada orang lain secara beranting. Sehingga arti kata hiking lebih
tepat disebut perjalanan penjelajahan dan bukan perjalanan kaki atau berbaris
menempuh jarak yang jauh seperti arti kata semula.
Misalnya di Madrasah Aliyah Sunan
Pandanaran, kegiatan hiking selalu dilaksanakan setiap awal tahun. Kegiatan
biasa di lakukan dalam satu hari dari jam tujuh pagi hingga jam empat sore.
Jika dijelaskan rincian kegiatan yang dilaksanakan amatlah panjang. Dan tentu
lagi-lagi arti kata to hike, tak memenuhi dan tak lagi bisa digunakan
sebagai pedoman arti kata hiking pada masa sekarang, utamanya di Madrasah
Aliyah Sunan Pandanaran. Di dalam acara hiking ini, pertama kali adalah
anak-anak diantar menuju lokasi menggunakan bus atau biasanya menggunakan truk.
Setelah semua anak-anak dibawa ke lokasi, dimulailah perjalanan yang amat
melelahkan tersebut. Semua anak wajib berjalan belasan kilo meter untuk sampai
pada puncaknya. Yang dimaksud puncak di sini bukanlah puncak selayaknya puncak
gunung, namun yang dimaksud ialah puncak dari acara yang akan dilaksanakan di
suatu tempat yang telah ditentukan. Memang biasanya arena cenderung naik,
sehingga tenaga yang dibutuhkan anak-anak memang lebih. Mereka dibagi menjadi
berpuluh-puluh kelompok. Dari kelas satu yang masih belum kenal hiking ala
Madrasah Aliyah Sunan Pandanaran, hingga mereka anak-anak kelas tiga Aliyah
yang sudah amat hafal dengan rutinitas tersebut dan bahkan akan mengakhirinya
pada tahun ini juga. Sehingga rasa kebersamaan benar-benar terwujud di
dalamnya, karena mereka harus mempersiapkan yel-yel dan segala macamnya secara
bersama-sama.
Berbicara
mengenai kebersamaan membuat penulis ingat akan sebuah ayat Al-Qur’an tentang
kebersamaan. Ayat tersebut ada pada Q.S.Ali Imran ayat 103. Yang artinya “Dan
berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah SWT, dan janganlah kamu
bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah SWT kepadamu ketika kamu dahulu
(masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah SWT mempersatukan hatimu, lalu
menjadilah kamu karena nikmat Allah SWT orang-orang yang bersaudara, dan kamu
telah berada di depan tepi jurang menuju neraka, lalu Allah SWT menyelamatkan
kamu daripadanya. Demikianlah Allah SWT menerangkan ayat-ayatnya padamu, agar
kamu mendapat petunjuk”. (Q.S ‘Ali Imran: 103).
Tafsir
dari ayat di atas sendiri penulis dapatkan dari melihat di internet dikarenakan
penulis masih belum menemukan buku tafsir yang cocok. Inti dari tafsirannya tak
lain bahwasannya Allah SWT dahulu telah melihat betapa susah hidup kita di
zaman jahiliyah, dan oleh karena itu Allah SWT mendamaikan kita para hambanya
dari ketidaksenangan dan kesenjangan tersebut sehingga kini kita semua saling melengkapi dan hidup
berdampingan bersama. Oleh karena itu, kita harus saling menjaga tali
persaudaraan tersebut dengan benar. Karena memang sangat diperlukannya sebuah
kebersamaan, Allah SWT menjelaskan lagi dalam firmannya Al-Qur’an surat
Al-An’am ayat 153, yang isinya:
و ان
هذا صراطي مستقيما فاتبعوه ولا تتبعوا السبل فتفرق بكم عن سبيله ذلكم وصاكم به
لعلكم تتقون
Dalam hiking ini, meskipun tidak
melewati atau mendaki gunung, kita masih dapat menyaksikan kemegahan dan
keindahan dari gunung tersebut. Sesuai sekali dengan pendapat Valentyno
Kairupan tentang keindahan dari gunung. Dan Ia menuangkan pernyataannya pada
sebuah puisi yang berjudul “Keindahan Gunung”. Tidak hanya berbicara
tentang gunung, masih banyak keindahan alam yang lainnya. Terutama di negri
kita yang tercinta ini. Banyak sekali pesona alam yang masih terawat. Terutama
di bumi Indonesia bagian timur. Di Papua dan sekitarnya, masih banyak sekali
tersimpan pesona alam. Mulai dari pegunungan, gunung-gunung, laut,
sungai-sungai besar dan panorama alam menakjubkan lainnya. Sebagai rasa
bersyukur dan kebanggaannya terhadap tanah Indonesia dan negeri Indonesia,
Ronny Maharianto menuangkannya ke dalam sebuah puisi dengan judulnya “Indahnya
Alam Negeri Ini”. Puisi tersebut benar-benar menggambarkan tentang
keindahan negeri Indonesia. Dan juga anjuran agar kita menjaganya dengan baik.
Isi puisi tersebut adalah sebagai berikut.
TAMAN DI TENGAH PULAU KARANG
Karya: Taufik Ismail
Karya: Taufik Ismail
1963
Di tengah Manhattan menjelang musim gugur
Di tengah Manhattan menjelang musim gugur
Dalam kepungan rimba baja, pucuknya
dalam awan
Engkau terlalu bersendiri dengan danau
kecilmu
Dan perlahan melepas hijau daunan
Bebangku panjang dan hitam, lusuh dan retak
Seorang lelaki tua duduk menyebar
Remah roti. Sementara itu berkelepak
Burung-burung merpati
Di lingir Manhattan bergelegar pengorek karang
Merpati pun kaget beterbangan
Suara mekanik dan racun rimba baja
Menjajarkan pohon-pohon duka
Musim panas terengah melepas napas
Pepohonan meratapinya dengan geletar ranting
Orang tua itu berkemas dan tersaruk pergi
Badai pun memutar daunan dalam kerucut
Makin meninggi.
Dan perlahan melepas hijau daunan
Bebangku panjang dan hitam, lusuh dan retak
Seorang lelaki tua duduk menyebar
Remah roti. Sementara itu berkelepak
Burung-burung merpati
Di lingir Manhattan bergelegar pengorek karang
Merpati pun kaget beterbangan
Suara mekanik dan racun rimba baja
Menjajarkan pohon-pohon duka
Musim panas terengah melepas napas
Pepohonan meratapinya dengan geletar ranting
Orang tua itu berkemas dan tersaruk pergi
Badai pun memutar daunan dalam kerucut
Makin meninggi.
Di
dalam perjalanan yang amat panjang dan melelahkan itu, mereka juga melewati
banyak permainan di dalamnya. Antara lain merayap di tanah, berjalan melewati
air-air, dan masih banyak lagi permainan yang lain. Sekitar jam dua belas
siang, mereka mendapat sebungkus nasi sayur dan minuman mineral. Dilanjutkn
mandi dan shalat dzuhur. Setelah semua selesai, mereka berkumpul di lapangan
untuk melaksanakan acara pentas seni, yakni di dalamnya terdapat tarian-tarian,
drama, nyanyi, dn masih banyak lagi karya yang mereka tampilkan. Acara ini
merupakan penghujung acara dan disebut sebagai acara penggembira bagi anak-anak.
Karena dalam acara ini mereka dapat bersenang-senang dan menyalurkan bakatnya.
Kekereativan mereka benar-benar tersalurkan. Sekitar dua jam acara pentas
seninya berakhir. Jam empat mereka mulai masuk bus dan diantar pilang ke
pondok. Sampainya di pondok mereka diperkenankan mandi dan shalat ashar
kemudian melaksanakan kegiatan seperti biasanya kembali. Jadi, arti kata to
hike di atas, benar-benar sudah tidak sesuai dengan pelaksanaan hiking
jaman sekarang. Banyaknya anggota dan padatnya jalanan yang akan dilalui
menghambat pelaksanaan hiking dengan cara benar-benar berjalan kaki dari tempat
semula. Sehingga, hiking di sini penulis artikan sebagai perjalanan jauh, entah
berjalan kaki atau menggunakan kendaraan dengan tujuan mensyukuri nikmat Tuhan
dan menjaga serta melatih kebugaran tubuh. Yang jelas artinya tak lagi hanya
sekedar berjalan jauh menggunakan kaki.
Kata
tadabbur yang penulis temukan dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) ialah
berarti merenungkan. Apabila dijekaskan akan melebar sampai makna mensyukuri
nikmat-nikmat dari Allah SWT. Dalam pembahasan ini, penulis lebih mengartikan
tadabbur dengan arti mensyukuri dan menikmati nikmat-nikmat yang kita terima
dari Allah SWT, baik untuk kita sendiri ataupun nikmat alam yang dapat kita
lihat ataupun kita rasakan. Nikmat di sini tidak berhenti tentang nikmat alam
saja. Kita dapat bernafas dengan mudah dan lancar juga merupakan nikmat dari
Allah SWT untuk kita. Bahkan itu adalah nikmat yang paling berharga, dan
anehnya, nikmat yang paling berharga itulah yang jarang kita syukuri. Memang
jika kita tidak terlalu memikirkan urusan bernafas, kita tidak akan sadar bahwa
bisa bernafaspun adalah nikmat Allah SWT yang tanpanya kita tidak akan bisa
hidup. Bayangkan saja jika O2 (Oksigen) yang biasanya kita hirup tak
lagi ada atau tercampur, dan atau diganti dengan CO2 (karbon
dioksida) ataupun gas-gas lain yang tidak seharusnya masuk ke hidung kita.
Pasti akan sangat berbahaya dan menimbulkan penyakit. Seperti halnya peristiwa
tahun lalu yang terjadi di Riau dan sekitarnya akibat kebakaran hutan yang
mengakibatkan kabut asap.
Kabut
asap akibat kebakaran hutan dan lahan kembali menyelimuti wilayah Riau,
khususnya Pekanbaru. Aroma menyengat hasil pembakaran hutan dan lahan gambut
pun mulai mengganggu aktivitas warga. Dikemukakan oleh seorang dokter ahli
bidangnya, bahwa udara yang bercampur asap tersebut apabila terlalu lama
dihirup dapat mengakibatkan gangguan pernafasan, khususnya pada paru-paru, dan
juga dapat mempengaruhi kerja otak. Terutama kelainanatau cacat otak pada bayi
yang masih berada di dalam kandungan. Menurut BMKG kota Pekanbaru, kabut asap
dapat menurunkan jarak pandang hingga terbatas antara 4000 hingga 5000 meter. Dikatakan
oleh Siti Nurbaya Bakar, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan bahwa penyebab
utama terjadinya kebakaran tersebut bukanlah faktor alam, namun tak lain adalah
ulah tangan manusia sendiri. Manusia rakus yang menginginkan pembukaan lahan
seluas-luasnya hingga mengabaikan akibat dari semua yang telah dilakukan. BNPB
mencatat luas kebakaran lahan di Sumatera dan Kalimantan pun terus bertambah.
Hingga
kini, bencana kabut asap yang melanda Riau belum bisa terselesaikan. Banyak
faktor yang mempengaruhi sulitnya api untuk dipadamkan, antara lain karena
wilayah yang terbakar sangat luas, kebakaran terjadi di lahan gambut,
kekeringan membuat api sulit untuk dipadamkan, dan karena titik-titik api sulit
dijangkau, selain itu fasilitas membatasi kita untuk bergerak. Sesungguhnya
BNPB telah mengerahkan pesawatnya untuk memancing hujan, ribuan anggota TNI pun
telah dikerahkan, kita juga telah mendapat banyak bantuan dari negara-negara
tetengga, sekarang tinggal bagaimana yang di lapangan tetap aktif bergerak atau
tidak. (Lihat: Koran Redaksi Antara).
Setelah
kita mengetahui ada saudara kita yang nasibnya kurang baik dari kita, mereka
tidak bisa bernafas dengan leluasa, tidak bisa memandang dengan leluasa, dan
mereka harus menahan sakit yang luar biasa, barulah kita sadar bahwa udara yang
tidak bisa kita lihat dan kita raba adalah substansi kecil yang amat kita
butuhkan. Dari substansi itupun kita masih membaginya menjadi
substansi-substansi yang lebih kecil lagi. Yakni terdapat oksigen, karbon
dioksida, nitrogen dan masih banyak lagi. Dan yang paling kita butuhkan untuk
bernafas adalah oksigen. Di sini penulis akan membahas pula mengenai oksigen.
Oksigen ditemukan secara terpisah
oleh Carl Wilhelm Scheele di Uppsala pada tahun 1773 dan Joseph Priestley di
Wiltshire pada tahun 1774. Temuan Priestley lebih terkenal oleh karena
publikasinya merupakan yang pertama kali dicetak. Istilah oxygen diciptakan
oleh Antoine Lavoiser pada tahun 1777. Proses pembuatannya dilakukan dengan
cara distilasi udara cair. Udara yang mengandung 21% oksigen dan 78% nitrogen
didinginkan hingga suhu -200o C dengan tekanan tinggi sehingga udara
mencair. Kemudian, udara cair tersebut secara berangsur-angsur dipanaskan. Pada
suhu -183o C, oksigen cair akan menguap sehingga dapat dipisahkan
dari gas lainnya. Oksigen sendiri ialah unsur atau senyawa kimia yang tidak
berwarna, tidak berbau, tidak berasa dan juga tidak terbakar. Tapi anehnya, senyawa ini berperan penting
dalam pembakaran karena bersifat oksidator dan sangat dibutuhkan oleh makhluk
hidup. Bisa dibayangkan jika di dunia ini tidak ada oksigen, pastilah tak ada
kehidupan seperti sekarang ini. Bahkan orang yang sesak nafas atau kekurangan
oksigen pun tetap harus menghirup oksigen layaknya orang sehat biasanya. Dalam
hal ini, oksigen juga sangat berguna untuk pengobatan. Dalam pengobatan,
oksigen memiliki beberapa manfaat. Hal ini kadang-kadang ditawarkan untuk
terapi pasien yang mengalami kesulitan bernafas. Oksigen juga digunakan dalam
campuran anestesi, memastikan bahwa pasien mendapat pasokan yang konsisten dari
gas saat tidak dalam kesadaran. Unsur ini juga berperan dalam pengelasan dan
industri, yang dikombinasikan dengan zat seperti asetilen, misalnya untuk
membuat obor las. Namun, perlu diketahui bahwa gas oksigen tidak akan pernah
habis, karena gas oksigen juga selalu dihasilkan oleh tumbuhan dari proses
fotosintesis. (Lihat: www.kliksma.com).
Sebenarnya masih banyak lagi nikmat
dari Allah SWT yang dianugerahkan untuk kita semua. Yang jelas tak hanya
oksigen, namun penulis memberikan contoh oksigen karena oksigen adalah salah
satu substansi nikmat Allah SWT yng sering dilupakan oleh sebagian kecil hingga
sebagian besar manusia karena sifatnya yang tak nampak dan hanya bisa
dirasakan. Padahal banyak sekali nikmat Allah SWT yang telah dilimpahkan kepada
kita. Seperti nikmat kesehatan, nikmat material, nikmat jasmani dan rohani, dan
juga nikmat mempunyai perasaan saling mengasihi. Rasa saling mengasihi juga
termasuk nikmat. Karena jika kita tidak diberi nikmat untuk saling mengsihi, di
dunia ini pasti akan penuh permusuhan bahkan hingga pembunuhan.
Padahal
Al-Qur’an sudah jelas menjelaskan bahwa pertengkaran, permusuhan bahkan sampai
pembunhan itu haram hukumnya untuk dilakukan. Tidak hanya Al-Qur’an, di
Indonesia sendiri, permusuhan dan pembunuhan juga dilarang. Apabila ada yang
bersalah maka akan dikenai snksi sesuai pasal yang berkenaan. Hukuman yang
dijatuhkan pastilah sudah ada pertimbangannya. Namun, rasa sayng dn cinta pun
dapat berujung pada permusuhan dan pembunuhan.. Misalnya kemarin pada tanggal 7
Januari 2016, dimuat di koran sindo, seorang pelajar SMA tega membunuh kekasihnya
karena kekasihnya punya sekingkuhan. Kejadian ini terjadi hanya karena adanya
rasa kecemburuan.
Membahas mengenai hiking dan
tadabbur alam, keduanya adalah saling berhubungan. Dalam acara hiking tersebut,
banyak kegiatan yang berhubungan dengan alam. Selain kita memanfaatkan kekayaan
alam kita untuk berrefreshing dalam acara hiking, kita juga telah mensyukuri
nikmat Allah SWT yang berupa keindahan alam dan seisinya tersebut. Semuanya
sangat bermanfaat bagi kehidupan kita. Dari nikmat alamnya saja kita sudah
mendapat amat banyak manfaat. Apalagi dari nikmat yang lainnya. Sebenarnya
tidak hanya hiking cara bagi kita untuk lebih mengenal alam dan mensyukuri
kenikmatan di alam ini. Hiking hanyalah contoh bagian kecil bagi kita untuk
mengetahui cara kita mensyukuri nikmat Allah SWT yang ada di alam. Karena dalam
hiking kita mengetahui bagaimana rasanya berjalan jauh, bagaimana rasanya
kekurangan air, kepanasan, arti persahabatan, arti kebersamaan dan yang paling
penting, kita tahu apa siapa dan untuk apa semua nikmat Allah SWT yang ada di
alam ini diciptakan. Padahal, kita sendiri yang sering merusaknya.
Oleh
karena itu perlulah kita amat bersyukur atas semua karunia yang telah Allah SWT
berikan. Dan seperti yang kita ketahui bahwa bersyukur dapat dilakukan dengan
tiga cara, yakni bersyukur dengan hati, bersyukur dengan lisan, dan bersyukur
dengan perbuatan. Bersyukur dengan hati yaitu dengan meyakini dan mengakui
bahwa segala nikmat hakekatnya dari Allah SWT. Bersyukur dengan lisan yakni
membicarakan kepada orang lain tentang nikmat Allah SWT sebagai bentuk rasa
syukur dan pengakuannya. Sedangkan bersyukur dengan perbuatan yakni
melakukannya sebagai rasa atau bentuk syukurnya kepada Allah SWT.
Jadi, hubungan antara kegiatan
hiking dan tadabbur alam atau mensyukuri nikmat Allah SWT sangatlah berhubungan
dan itu merupakan cara mensyukuri nikmat yang ketiga, yakni dengan cara
perbuatan. Menikmati alam dengan menjaga segala yang ada di alam.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar