Sebuah benda bulat yang panasnya
amat membara“kriing...kriiing..” suara telepon rumah Siren berdering sekitar tiga puluh detik yang lalu. Dengan
terburu-buru Siren keluar dari kamarnya dan menuju ruang tamu dimana si telepon
rumah itu berada. “Haloo..ingin bicara dengan siapa?” suara Siren disebersng
sana. “Siren... ini aku Rendy..”. Siren berpikir sejenak, namun dia tetap tak
mwngingat seorang teman bernama Rendy di dalam otaknya. “haloo... masih dengan
Siren disana?” Siren tetap diam seribu bahasa. “aku si kapten basket
sekolah..aku melanjutkan ke Austria untuk belajar, dan kini aku kembali ke
Indonesia, kemudian aku tiba-tiba merindukanmu dan sekarang aku sedang
meneleponmu”. Seulas tawa bahagia tertata rapi di wajah Siren. “oooh kamu
ternyata, tak kira siapa gitu...”. Jawab Siren kemudian. “Emm, tumben ada apa
kamu menghubungiku?” tanya Siren kemudian. “Aku ingin mengajakmu makan di luar
sekaligus reuni atau yah.. temu kangen sama temen. Tapi jangan bawa yang lain
yah Ren, aku hanya ingin ada aku dan kamu disana”. Jelas Rendy panjang lebar.
Setelah berpikir sekian lama, akhirnya Siren mengiyakan ajakan Rendy, kapten
basket yang dulu ia idolakan semasa SMAnya. “oke kalo gitu makasih banyak ya
Ren udah mau mengiyakan ajakanku” kata Rendy. Siren semakin terbang dibuatnya.
Belum sempat Siren menjawab, Rendy angkat bicara lagi “Ren buat waktu dan
tempat nanti tak telepon lagi ya,bye”,kata Rendy sembari menutup telponnya.
Siren masuk kamar dan merasa amat
bahagia. Namun tak kalah juga dengan kakak perempuan tersayangnya. Setelah
bertukar pikiran , ternyata kakaknya juga diajak jalan sama seorang cowok teman
kakaknya itu, “tapi ini belum jelas dek” kata kakaknya kepada Siren. “kak Salsa
tuh jangan gitu, emang gimana sih?” tanya Siren. “Ya dia si bilangnya kalo ntar
mobilnya udah selese di service dia mau telpon lagi, tapi ke telpon rumah aja
takut akunya tidur terus nggak di angkat” papar Siren. “kalo gitu, ntar kakak
tinggal nunggu aja, aku juga diajak jalan ama cowok kak, hehe” sambung Siren
sambil cengar cengir. “siapa dek? Kok kamu baru ngomong sama kakak?” tanya
Salsa penasaran. “iya ini juga baru ketemu kak hehe” jawab Siren sambil
berlalu.
Salsa duduk manis diruang tamu
sambil menunggu telpon berdering. “kriiing” telpon berdering dan Salsa langsung
mengangkatnya. “nanti mlam jam delapan tak jemput” telepon langsung mati. Salsa
langsung bahagia dan bergegas menuju kamar untuk berganti pakaian. Disana
terdapat Siren yang sedang memilih milih baju. “kamu jadi pergi dek?” Hanya
anggukan mantap dari Siren.
Tepat pukul delapan, Salsa telah
duduk rapih di depan teras rumahnya . tiba-tiba suara klakson berbunyi amat merdu
dan Salsa langsung bangkit dari peraduannya. Kemudian Salsa melambai-lambaikan
tangannya pada supir mobil veloz putih tersebut. Namun setelah kaca mobil di
buka, ada yang berbeda dari wajah teman Salsa. Disaat Salsa dalam kebingungan,
tiba-tiba Siren yang baru keluar dari rumah langsung menyambut pria ber veloz
tersebut dan pamit pada kakaknya mau pergi. Salsa mengiyakan dan berpesan agar
hati-hati. Setelah mereka berlalu, Salsa membuka telponnya, dan ada sms “Sal,
maaf yah ga jadi jalan, mobilku belum jadi, maaf juga nggak ngasih kabar,
soalnya hp ku mati, maaf yah” Salsa langsung ke kamar, menangis sejadi-jadinya
dan memutar lagu Cita citata Sakitnya Tuh Disini.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar